Kamis, 26 Februari 2009

Petunjuk Penggunaan Promi

Promi adalah pormula microba unggul yang mengandung mikroba pemacu pertumbuhan tanaman, pelarut hara terikat tanah, pengendali penyakit tanaman, dan dapat menguraikan limbah organikpertanian/perkebunan. Bahan aktif promi adalah mikroba unggul asli indonesia yang telah di seleksi dan di uji di Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia yaitu Trichoderma harzianum DT 38,T; pseudokoningii DT 39; dan aspergillus sp.



Penggunaan promi sangat luas antara lain ;
- langsung diaplikasikan ke tanah/tanaman,
- untuk memperkaya kompos dengan mikroba yang
bermanfaat, dan
- diaplikasikan pada saat pembuatan kompos limbah organik/pertanian

Pembuatan Kompos Limbah Organik Pertanian dengan Promi

Bahan :
Jerami, rumput-rumputan, seresah,air dan jika ad
a kotoran ternak/pupuk kandang.

Peralatan :
Sabit/parang, ember/bak untuk tempat air, ember untuk menyiram aktivator, tali, cetakan dari bambu/kayu, plastik penutup/terpal, sekop garpu/c
angkul.

Dosis :
Promi terdiri dari 2 bagian, yaitu T dan A. Dosis Promi adalah masing-masing 1/4 kg untuk setiap 1 m3 bahan.

Tahapan
















1. Masukan air ke dalam bak/ember. Volume air yang diperlukan kurang lebih 300L untuk setiap 1 m3



2. Masukan Promi ke dalam bak sesuai dosis yang diperlukan. Aduk hingga tercampur merata.









3.
Siapkan cetakan bambu
4. Masukan jerami lapis demi lapis







5. Si
ramkan Promi pada setiap lapisan secara merata.
6. Padatkan setiap lapisan jerami dengan cara diinjak-injak.






7. Setelah cetakan penuh, buka cetakan bambu.
8. Tutup tumpukan jerami dengan plastik

























9. Ikat plastik dengan tali. Beri pemberat pada bagian atas plastik.
1
0. Tumpukan jerami dibiarkan selama 2 - 4 minggu.



Pengamatan

Setelah inkubasi dua minggu, lakukan pengamatan
hingga ke bagian dalam tumpukan. Buka plastik penutup dan amati tumpukan jerami tersebut. Pengomposan berjalan baik apabila :
- terjadi penurunan tinggi tumpukan
- jika dipegang terasa panas
- tidak berbau menyengat
- tidak kering

- jerami mulai lunak

Lakukan hal-hal berikut :
- apabila tumpukan tidak panas dan jerami kering, maka tambahkan air secukupnya.
- apabila berbau menyengat dan tumpukan terlalu basah, maka tancapkan bambu yang telah di lubangi untuk menambah aerasi.
- jika perlu lakukan pembalikan.

Kompos dipanen apabia telah cukup matang. Ciri kompos telah matang :



- berwarna coklat kehitam-hitaman,
- lunak dan mudah dihancurkan,

- suhu tumpukan sudah mendekati suhu awal pengomposan,
- tidak berbau menyengat, dan
- volume menyusut hingga kurang lebih setengahnya.


Aplikasi

Kompos yang dihasilkan adalah kompos diperkaya yang mengandung mikroba bermanfaat,
yaitu : Trichoderma harzianum yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman.
T. pseudokoningii yang dapat mengendalik
an tanaman dan Aspergillus sp yang dapat melarutkan fosfat.

Kompos diaplikasikan di tempat jerami tersebut diambil.










Lanjut membaca “Petunjuk Penggunaan Promi”  »»

Rabu, 25 Februari 2009

Membuat Kompos Sederhana

Membuat Kompos

Seorang teman, CB, bilang kepadaku, 'Mbok ya diterangkan bagaimana cara membuat kompos ala kamu, gitu. Agar semua orang percaya kamu itu memang enggak cuman cuap-cuap doang!'. Aku pikir, ada baiknya juga. Berikut adalah langkah sederhana membuat kompos yang sangat tidak memerlukan daya yang besar. Sungguh!




1. Siapkan Reaktor Kompos (Komposter)
Ketika aku pindah ke Cimahi sebulan yang lalu, reaktor yang telah kubuat setahun yang lalu kubawa serta. Reaktor ini adalah wadah yang terabut dari PVC, drum berukuran kira-kira 1 m-kubik. Walaupun reaktor komposku terbuat dari drum PVC (seperti yang terlihat pada Gambar di atas), sebenarnya reaktor ini bisa dibuat dari apa saja. hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah, reaktor ini harus memiliki sistem ventilasi yang bagus. Reaksi pengkomposan adalah memang jenis reaksi yang memerlukan udara. Jika reaktor ini tidak memiliki sistem ventilasi yang baik, proses pembusukan yang terjadi juga akan menghasilkan bau busuk akibat dari pembentukan amoniak dan H2S.


2. Persiapan Bahan Organik
Siapkan bahan (atau sampah) organik yang akan dikomposkan. Sampah organik yang disiapkan bisa berasal apa saja, misalnya dari sisa sayuran, nasi, atau potongan-potongan tanaman dari kebun. Agar kompos tidak berbau, hindari memasukkan daging, tulang dan minyak. Sebelum dimasukkan ke dalam reaktor kompos, bahan-bahan tadi sebaiknya dipotogn kecil-kecil agar proses dekomposisinya menjadi lebih cepat dan lebih sempurna.


Proses pembusukan atau dekomposisi memerlukan bakteri pengurai. Jadi, alangkah baiknya jika bahan-bahan tadi dicampur terlebih dahulu dengan sumber bakteri pengurai sebelum dimasukkan ke dalam reaktor kompos. Sumber bakteri pengurai yang paling mudah didapat adalah pupuk kandang (kotoran ternak). Bakteri pengurai yang dapat digunakan untuk membantu proses pengomposan juga dijual di toko-toko penjual pupuk. Salah satunya adalah EM4 (Effective Microorganism 4) yang aku beli di Cihideung seharga Rp. 15000,- sebotol berukuran 1 liter.




3. Siram dan Aduk
Agar proses pengomposan berjalan dengan sempurna, media harus mengandung kira-kira 50% air. Jadi jangan lupa untuk selalu menyiram media kompos ini setiap hari dengan air secukupnya. Bila perlu, bolak-balik media kompos setiap hari agar proses aerasi berjalan sempurna. Selama proses pengomposan, sering kali lalat menjadi masalah yang menjengkelkan. Oleh sebab itu, kuusahakan agar setiap lubang di reaktor komposku kututup dengan kawat kasa. Bila bau tak sedap keluar, tambahkan air dan EM4, dan bau segera menghilang. Jika proses ini berjalan dengan baik, setelah 5 hari volume sampah yang dimasukkan akan menyusut kira-kira menjadi hanya 25% dari volume awalnya. Jadi untuk skala rumah tangga, reaktor kompos berukuran 1 m-kubik sudah lebih dari cukup.


4. Panen
Kompos siap dipanen setelah diproses kira-kira 2-3 minggu, bergantung pada tahap pemrosesnya. Pada reaktor komposku, sengaja kubuat sebuah sistem sederhana sehingga proses pemanenan kompos dilakukan dari dasar reaktor. Kompos yang diperoleh adalah lumpur hitam yang mengandung air kira-kira 50%. Sehingga, untuk mendapatkan kompos kering, lumpur tadi harus dijemur. Biasanya, lumpur yang kuperoleh langsung kupakai sebagai media tanaman di kebunku. Jadi tidak perlu dijemur dahulu.


Mudah, kan? Sederhana dan jauh lebih sehat. Sejak setahun yang lalu, aku tidak pernah lagi membuang sampah organik. Sampah organik yang kuhasilkan, kupakai sendiri.

Moga-moga CB puas! :-)"
Sumber :Bandung's Waste



Lanjut membaca “Membuat Kompos Sederhana”  »»

Selasa, 24 Februari 2009

Cara Mudah Membuat Kompos

Cara Mudah Mengolah Sampah Pasar 1

Masalah sampah menjadi salah satu permasalahan di setiap kota, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia. Penangangan masalah sampah yang tidak baik akan menimbulkan dampak yang luas, tidak saja bagi lingkungan, tetapi juga berdampak buruk bagi perekonomian, dan sosial. Contoh kongkrit adalah permasalahan sampah di kota Bandung beberapa waktu yang lalu.Penanganan masalah sampah sebenarnya tidak terlalu susah. Namun juga tidak sederhana. Untuk menangani masalah sampah ini diperlukan kemauan yang kuat baik dari pemerintah maupuan masyarakat. Kami ingin berbagi pengalaman tentang penanganan sampah organik pasar. Kegiatan ini adalah hasil kerjasama Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia dengan Yayasan Danamon Peduli. Tulisan ini ditulis berdasarkan laporan dari Dian Al Arief B yang berada di lapangan selama beberapa minggu. Semoga bermanfaat.

Pasar Bunder Sragen

Pasar Bunder Sragen salah satu lokasi pe ngolahan sampah pasa r dengan PROMI

Pasar yang terletak di tengah kota sragen ini memiliki beberapa kelebihan. Pertama adalah kesadaran para pedagang pasar akan kebersihan. Setiap pedagang memiliki keranjang sampah sendiri-sendiri. Pengelola pasarpun juga menyediakan tempat sampah yang tersusun rapi dalam jarak yang dekat (3 -4 m). Perhatikan gambar di bawah ini, petugas kebersihan mengangkut sampah setiap beberapa jam sekali.

Perhatikan tong sampah yang tersusun rapi dan ada logo Danamon Peduli.

Pedagang pun sudah mulai sadar untuk memisahkan sampah organik dengan sampah non organik. Sampah sisa-sisa sayuran ditempatkan di tempat yang terpisah dengan sampah plastik.

Hal ini sangat memudahkan petugas sampah untuk sortasi sampah.

Sampah pasar yang didominasi sampah organik












Sampah non organik mudah dipisahkan

Hebatnya lagi, jika kebetulan ada sampah yang tidak terangkut oleh petugas kebersihan para pedagang dengan sukarela mengupah mbok-mbok tukang angkut untuk membuat sampah ke tempat sampah. Ongkosnya Rp. 1000 untuk setiap kali membuang sampah.

Mbok-mbok tukang angkut me mbuang sampah atas suruhan pedagang pasar.

Banyaknya sampah organik dari pasar Bunderan Sragen kurang lebih sebesar 5 ton per hari. Maka jika sampah organik ini diolah menjadi kompos maka bisa dihasilkan kurang lebih 2.5 ton kompos/hari atau kurang lebih 75 ton sebulan.

Nilai ekonominya lumayan besar juga. Misalkan saja kompos tersebut dihargai Rp. 250/kg maka nilainya mencapai Rp. 18.750.000 (Catatan:nilai ini bukan angka resmi hanya dugaan saya saja).

Selain kompos, pengolahan limbah organik pasar juga menghasilkan pupuk organik cair yang jumlahnya mencapai 180 liter/hari atau 5400 liter/bulan. Jika diasumsikan harga pupuk cair mencapai Rp. 20.000/liter maka nilainya bisa mencapai Rp. 10.800.000 /bulan (catatan: sekali lagi ini bukan angka resmi tetapi dugaan saya saja). Jika dijumlahkan maka potensi nilai ekonominya mencapai Rp. 29.550.000/bulan. Jumlah yang cukup besar. Dan saya rasa ini bisa untuk membiayai pengelolaan sampah di pasar tersebut.

Pertanyaannya kemudian adalah Siapa yang mau membeli kompos dan pupuk organik cair tersebut. Artinya bagaimana cara menjualnya dan di mana pasarnya. Sampai saat ini saya belum mendapatkan informasi yang jelas untuk hal ini.

Namun, demikian kompos dan pupuk cair ini bisa digunakan untuk banyak hal. Andaikan belum lakupun bisa digunakan untuk memupuk tanaman-tanaman di pinggir jalan, taman-taman kota,

perkantoran pemerintah, dan lain-lain. Atau melalui dinas-dinas terkait pupuk organik ini bisa diberikan kepada para petani yang ada di sragen. Banyak manfaat ganda yang diperoleh dari pengolahan sampah pasar ini.


Rumah Kompos

Untuk memperlancar kegiatan ini Yayasan Danamon Peduli membangun rumah kompos yang didesain secara khusus. Secara umum rumah kompos terdiri dari bak-bak inkubasi berjumlah sekitar 14 bak, tempat untuk menampung sampah, ruang pencacahan dan mesin pencacah, tempat untuk menampung s ampah non organik, ruang pengemasan, dan d isplay. Di dalam rumah kompos tersebut didesain pula saluran-saluran air untuk menampung air lindi yang keluar dari sampah dan ditampung di ba k fermentasi sebelum diolah menjad i pupuk cair.
















Rumah kompos yang sed ang dalam proses pembangunan.


















Bak pengomposan.


Prosedur Pengomposan

Prosedur umum pengomposan pada prinsipnya hampir sama seperti pada prosedur yang telah saya jelaskan di bagian lain . Tetapi ada sedikit modifikasi yang disesuaikan dengan karakteristik bahan yang akan dikomposkan. Langkah-langkah umumnya sebagai berikut.

1. Pengumpulan dan pemisahan sampah
Sampah dikumpulkan dari dalam pasar dan ditampung di ruang penampung an. Di tempat ini sampah non organik dipisahkan dengan sampah organik. Karena sebagian besar sampah pasar Bu nderan adala h sampah organik, tahapan ini mudah dilakukan secara manual.



















Menampung sampah sekaligus menyortir sampah non organik




2. Pencacahan Sampah
Sampah organik yang sudah terpisah dengan sampah non organik selanjutnya dicacah dengan menggunakan mesin pencacah. Tujuan dari pencacahan ini adalah untuk memperkecil dan menyeragamkan bahan baku kompos.



















3 . Penyiapan PROMI
Umumnya untuk bahan-bahan lain PROMI diencerkan dengan air , tetapi untuk sampah pasar ini PROMI tidak boleh diencerkan dengan air. Kandungan air di da lam sampah sudah cukup tinggi sehi ngga penambahan air akan kur ang baik untuk proses pengomposan. Bahan yang digunakan untuk mengencerkan PROMI adalah pasir atau tanah kering. Tanah/Pasir diayak terlebih dahulu sebelum digunakan.























4. Pecampuran PROMI di dalam Bak Pengomposan

Selanjutnya sampah yang telah dicacah dicampurkan dengan PROMI dan ditampung di bak-bak pengomposan. Sampah tidak boleh diinjak-injak, karena akan menyebabkan menjadi
padat dan kandungan udara di dalam kompos berkurang.

Setelah penuh, sampah ditutup dengan terpal plastik dan didiamkan selama 14 hari












Sampah ditutup dengan terpal plastik dan diikubasi.















Kompos matang setelah 14 hari.





5. Panen Kompos

Setelah 14 hari sampah akan berubah warna menjadi kehitaman dan menjadi lebih lunak. Kompos sampah telah cukup matang. Kompos selanjutnya dipanen dan dibawa ke tempat pengolahan lebih lanjut. Di tempat ini kompos dicacah lagi dan dikemas ke dalam karung-karung plastik.


6. Pengolahan Paska Panen
Setelah dipanen kompos dijemur untuk mengurangi kadar air kompos. Kompos yang telah kering selanjutnya dicacah agar ukurannya seragam dan menarik. Kemudain kompos dikemas ke dalam karung-karung plastik.












Penjemuran & Pengemasan



Lanjut membaca “Cara Mudah Membuat Kompos”  »»

Senin, 23 Februari 2009

Temu Konsultasi & Rapat Kerja KT. Kecamatan Kresek

Temu Konsultasi & Rapat Kerja Karang Taruna Kecamatan Kresek yang di laksanakan pada tanggal 22 Pebruari 2009 merupakan Forum Pengambilan Keputusan bagi organisasi Karang Taruna di tingkat Kecamatan yang di selenggarakan dalam rangka menyusun dan merumuskan Program Kerja Karang Taruna Kecamatan Kresek guna menjaga eksistensi dan kesinambungan organisasi Karang Taruna untuk senantiasa memberikan konstribusi positif kepada kehidupan masyarakat, kebangsaan, ke Negaraan terutama kesejahteran sosial.

Pada Raker KT. Kecamatan Kresek yang bertempat di Aula Kecamatan Kresek mengambil Tema : " Mewujudkan Tatanan Organisasi Menuju Karang Taruna Yang Visioner dan Sensitif Terhadap Berbagai Permasalahan Sosial"

Dalam kesempatan ini Ketua Umum KT. Kabupaten Tangerang Bung Jamaludin yang hadir sebagai Narasumber acara Konsultasi & Dialog menegaskan bahwa Karang Taruna masih membutuhkan kekompakan dan keguyuban dalam mengembangkan potensi yang dimiliki anggota Karang Taruna, dan didayagunakan untuk kesejahteraan ekonomi. Sensitif terhadap permasalahan sosial Ketum KT. Kab Tangerang juga memberikan pandangannya bahwa Karang Taruna Kecamatan Kresek harus sensitif terhadap permasalahan sosial yang ada serta memahami karakteristik masyarakat yang ada di wilayah Kresek. Juga menyikapi tentang Sumber Daya manusia khususnya generasi muda yang lulusan perguruan tinggi harus memberikan Potensi Positif terhadap perkembangan dan kemajuan wilayah Kresek bukan sebaliknya malah menjadi Permasalahan sosial.

Karang Taruna adalah sarana untuk mengembangkan potensi pribadi dan berimplikasi terhadap perubahan atau berparadigma pemberdayaan dan paradigma kesejahteraan, menjadi pelopor terhadap kesejahteraan sosial.
di setiap desa harus ada suatu kegiatan ekonomi produktif yang menguntungkan dan digerakkan oleh Karang Taruna yang disesuaikan dengan struktur atau keadaan desa tersebut tegas Bung Jamal.

Dengan adanya Temu Konsultasi ini KT. Kecamatan Kresek termotivasi untuk melakukan kegiatan ekonomi produktif seperti Pembuatan Pupuk Organik yang disampaikan salah satu Pengurus Karang Taruna desa Jengkol Kecamatan Kresek.

KT Kecamatan Kresek mengharapkan ada anggota KT di wilayahnya yang di ikut sertakan pada Pelatihan-pelatihan yang sifatnya insentif melalui pusat-pusat pelatihan atau BLK dan bukan hanya sebatas pelatihan yang sifatnya proyektif, sehingga dapat menghasilkan tenaga-tenaga yang benar-benar terampil di bidangnya.



Dalam kesempatan ini juga Ketum KT. Kabupaten Tangerang menyempatkan mengunjungi Sekretariat Karang Taruna Kecamatan Kresek yang terletak di sekitar komplek Kantor Kecamatan Kresek. (Tampak dalam gambar Ketum KT. Kab. Tangerang yang didampingi Pengurus dari KT Kabupaten Tangerang fhoto bersama Jajaran Pengurus KT. Kecamatan Kresek)








Lanjut membaca “Temu Konsultasi & Rapat Kerja KT. Kecamatan Kresek”  »»